Mau beli lensa apa ya?

Mau beli lensa apa ya?

by Iesan Liang on Februari 19, 2012

Kalo seandainya ada sekarung uang jatuh dari atas langit dan kalian bisa membeli lensa apa saja yang diinginkan, mau beli lensa apa? Hayooo….
Jawabannya, “koleksi lensa aja, semuanya dibeli, mulai dari makro, wide, standard tele,… mau zoom mau fix, hajar aja semuanya.”

Akan tetapi, ketika kita hunting, membawa lensa sebanyak dan seberat itu merupakan masalah yang besar. Apalagi postur tubuhku yang tidak mendukung untuk membopong backpack yang super gede. Belum tentu setelah sampai di tujuan, kita bisa menggunakan semua lensa itu sekaligus. Apa yang terjadi kemudian adalah penyesalan, menyesal sudah sia-sia membawa bawaan seberat itu, menyesal hasil foto tidak sesuai yang diinginkan, atau pun menyesal sudah membeli lensa tersebut.

Seringkali kita melihat hasil foto seseorang, secara tidak sadar, kita bertanya, “pake lensa apa?”
Ataupun dalam hunting, seringkali kita berdecak kagum jika ada yang mengeluarkan si “putih 70-200mm”
Saya sampai sekarang ini masih memakai lensa kit yang terpasang di kamera DSLR pemula.
Ketika ditanyain Enche mau upgrade lensa atau kagak, tentu saja hati bergembira.(sapa yang ga mau kalo ditawarin sich) hahahaha… Kontan saya mengangguk dengan dahsyat.

Kemudian malah balik ditanyain, “Maunya lensa apa?”
Nah loh, saya mana ngerti soal lensa. @@ lalu saya pun balik menjawab, “Yang bagus aja dech.”
“Lebih sukanya wide zoom, wide fix atau tele zoom, tele fix dengan bukaan besar atau bukaan kecil,” lanjutnya.

Ampoen dech, gua kagak tau mo milih apa. Terakhirnya pending beli… huhuhu…. :( ( malahan dikasih PR.
PR-nya berupa mengenali sendiri kebutuhan lensa dengan bermodalkan lensa kit tersebut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah lebih sukanya foto apa, bagaimana jarak saya dengan objek (jauh -dekat) , dan fokus lensa yang dipakai. Tidak boleh sekedar jepret-jepret. Wih… mo ganti lensa ternyata butuh perjuangan hahaha… (ini dimaksudkan supaya tidak salah beli). Ternyata latihan ini berguna banget.
Hehe… cara latihannya gampang, saya diajarin untuk setiap foto yang ingin saya ambil, harus ambil 2 versi, satu dengan wide di 18mm, satu lagi di tele 55mm.

Dengan 2-3 kali latihan hunting, saya mendapati ternyata foto saya kebanyakan adalah foto detil dan lebih bagus komposisinya kalau di 55mm, saya juga pecinta candid, dan sangat nyaman jika posisi pengambilan foto tidak diketahui subjek.

Dari sini mendapatkan bahwa saya kurang cocok dengan lensa wide, karena beberapa gambar yang saya ambil dengan lensa wide tersebut kurang bagus komposisinya jika dibandingkan dengan lensa tele. Mungkin karena saya kurang “enggan” mendekat dengan subjek. Jadi saya lebih menyukai lensa telefoto.
Dan ternyata, saya sangat menyenangi lensa dengan bukaan yang besar karena bukaan besar dapat dengan mudah mem-blur kan latar belakang dan di kondisi cahaya yang gelap, bukaan besar sangat membantu untuk mendapatkan shutter speed yang agak cepat untuk membantu supaya foto tidak blur..

Masalahnya mau pilih tele zoom atau tele fix. Hehehe.. cek dan ricek, ternyata tele zoom dengan bukaan besar cukup berat. Kayaknya ga sanggup dech saya menenteng kamera + lensa tersebut dalam waktu yang cukup lama.

Akhirnya pilihan saya jatuh pada lensa tele fix macro karena untuk foto detail lebih bagus pakai makro dan pada waktu foto candid, saya bisa berada di posisi yang agak jauh.

Yey…. meskipun belum dibeli, saya merasa puas aja, juga merasa ga abis waktu mengetes kemampuan setiap lensa.

Berikut ini beberapa foto yang saya buat:
Foto pemandangan dengan lensa kit di 55mm (termasuk telefoto kata si Enche)
Foto pemandangan dengan lensa kit di 55mm (termasuk telefoto kata si Enche)

Foto pemandangan dengan lensa kit di 18mm (wide menurut Enche)
Foto pemandangan dengan lensa kit di 18mm (wide menurut Enche)

Foto di 55mm (tele)
Foto di 55mm (tele)

foto di 18mm
foto di 18mm

0 komentar:

Posting Komentar