Mau beli lensa apa ya?
Kalo seandainya ada sekarung uang jatuh dari atas langit dan kalian
bisa membeli lensa apa saja yang diinginkan, mau beli lensa apa?
Hayooo….
Jawabannya, “koleksi lensa aja, semuanya dibeli, mulai dari makro, wide, standard tele,… mau zoom mau fix, hajar aja semuanya.”
Jawabannya, “koleksi lensa aja, semuanya dibeli, mulai dari makro, wide, standard tele,… mau zoom mau fix, hajar aja semuanya.”
Akan tetapi, ketika kita hunting, membawa lensa sebanyak dan seberat
itu merupakan masalah yang besar. Apalagi postur tubuhku yang tidak
mendukung untuk membopong backpack yang super gede. Belum tentu setelah
sampai di tujuan, kita bisa menggunakan semua lensa itu sekaligus. Apa
yang terjadi kemudian adalah penyesalan, menyesal sudah sia-sia membawa
bawaan seberat itu, menyesal hasil foto tidak sesuai yang diinginkan,
atau pun menyesal sudah membeli lensa tersebut.
Seringkali kita melihat hasil foto seseorang, secara tidak sadar, kita bertanya, “pake lensa apa?”
Ataupun dalam hunting, seringkali kita berdecak kagum jika ada yang mengeluarkan si “putih 70-200mm”
Saya sampai sekarang ini masih memakai lensa kit yang terpasang di kamera DSLR pemula.
Ketika ditanyain Enche mau upgrade lensa atau kagak, tentu saja hati
bergembira.(sapa yang ga mau kalo ditawarin sich) hahahaha… Kontan saya
mengangguk dengan dahsyat.
Kemudian malah balik ditanyain, “Maunya lensa apa?”
Nah loh, saya mana ngerti soal lensa. @@ lalu saya pun balik menjawab, “Yang bagus aja dech.”
“Lebih sukanya wide zoom, wide fix atau tele zoom, tele fix dengan bukaan besar atau bukaan kecil,” lanjutnya.
Ampoen dech, gua kagak tau mo milih apa. Terakhirnya pending beli… huhuhu….
( malahan dikasih PR.
PR-nya berupa mengenali sendiri kebutuhan lensa dengan bermodalkan lensa kit tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah lebih sukanya foto apa,
bagaimana jarak saya dengan objek (jauh -dekat) , dan fokus lensa yang
dipakai. Tidak boleh sekedar jepret-jepret. Wih… mo ganti lensa ternyata
butuh perjuangan hahaha… (ini dimaksudkan supaya tidak salah
beli). Ternyata latihan ini berguna banget.
Hehe… cara latihannya gampang, saya diajarin untuk setiap foto yang
ingin saya ambil, harus ambil 2 versi, satu dengan wide di 18mm, satu
lagi di tele 55mm.
Dengan 2-3 kali latihan hunting, saya mendapati ternyata foto saya
kebanyakan adalah foto detil dan lebih bagus komposisinya kalau di
55mm, saya juga pecinta candid, dan sangat nyaman jika posisi
pengambilan foto tidak diketahui subjek.
Dari sini mendapatkan bahwa saya kurang cocok dengan lensa wide,
karena beberapa gambar yang saya ambil dengan lensa wide tersebut kurang
bagus komposisinya jika dibandingkan dengan lensa tele. Mungkin karena
saya kurang “enggan” mendekat dengan subjek. Jadi saya lebih menyukai
lensa telefoto.
Dan ternyata, saya sangat menyenangi lensa dengan bukaan yang besar
karena bukaan besar dapat dengan mudah mem-blur kan latar belakang dan
di kondisi cahaya yang gelap, bukaan besar sangat membantu untuk
mendapatkan shutter speed yang agak cepat untuk membantu supaya foto tidak blur..
Masalahnya mau pilih tele zoom atau tele fix. Hehehe.. cek dan ricek,
ternyata tele zoom dengan bukaan besar cukup berat. Kayaknya ga sanggup
dech saya menenteng kamera + lensa tersebut dalam waktu yang cukup
lama.
Akhirnya pilihan saya jatuh pada lensa tele fix macro karena untuk
foto detail lebih bagus pakai makro dan pada waktu foto candid, saya
bisa berada di posisi yang agak jauh.
Yey…. meskipun belum dibeli, saya merasa puas aja, juga merasa ga abis waktu mengetes kemampuan setiap lensa.
Berikut ini beberapa foto yang saya buat:
Foto pemandangan dengan lensa kit di 55mm (termasuk telefoto kata si Enche)
Foto pemandangan dengan lensa kit di 18mm (wide menurut Enche)
Foto di 55mm (tele)
foto di 18mm
0 komentar:
Posting Komentar