Kisah kelas X
Murid kelas satu SMA di sekolahku tidak sama seperti sekolah pada umumnya. Sekolah aku adalah sekolah boarding school semi-militer sehingga awal masuk di sekolah tersebut penampilan kami sungguh sangat dekil, hitam dan bau keringat. Sampai segitunya kah? Ya, benar sekali. Tatanan rambut kami pun ditatur, siswanya harus botak seperti tentara sedangkan siswinya paling panjang sebawah telinga. Pada saat basis kami jarang sekali mandi karenan kegiatan yang sangat padat. Kalau ada yang tidak tahu basis itu apa, ya semacam MOS tapi selama 3 bulan.
Murid kelas satu SMA di sekolahku tidak sama seperti sekolah pada umumnya. Sekolah aku adalah sekolah boarding school semi-militer sehingga awal masuk di sekolah tersebut penampilan kami sungguh sangat dekil, hitam dan bau keringat. Sampai segitunya kah? Ya, benar sekali. Tatanan rambut kami pun ditatur, siswanya harus botak seperti tentara sedangkan siswinya paling panjang sebawah telinga. Pada saat basis kami jarang sekali mandi karenan kegiatan yang sangat padat. Kalau ada yang tidak tahu basis itu apa, ya semacam MOS tapi selama 3 bulan.
Teman-temanku yang ada di sekolah tersebut ada dari sabang sampai
merauke. Kalian harus percaya itu. Singkat cerita, aku jadian dengan
seorang cowok yang sekelas denganku. Fandi namanya. Dia baik dan polos.
Aku menyukainya, padahal awal kita dekat itu bercandaan dan aku suka
iseng ke dia. Pernah suatu ketika, mukanya aku coret dengan semir sepatu
waktu dia ketiduran hehehe. Tapi sayang, hubungan kita tidak bertahan
sampai sebulan. Sangat singkat. Akulah yang memutuskannya. Sebenarnya
sama sekali tidak ada masalah antara kita atau pun dia, tapi aku sendiri
yang mempunyai masalah. Aku takut pacaran, sebenarnya. Aku selalu
menghindar ketika dia mengajak untuk ngobrol atau jalan berdua. Setelah
jadian pun, di kelas aku selalu menghindarinya. Aku tahu dia pasti
kecewa dan bingung dengan sikapku ini. Akhirnya, aku memberanikan diri
untuk bertemu dengannya, hanya berdua.
"Mau ngomong apa?" tanya Fandi
"Hmm.. kita temenan aja ya "
Singkat dan jelas. Aku langsung pergi ninggalin dia. Dengan teganya aku berkata seperti itu tanpa wajah bersalah, tanpa kata maaf dan tanpa alasan. Aku bisa-bisanya mengatakan hal sekejam itu sehari setelah Valentine's Day. Aku rasa dia langsung membenciku. Wajar. Akulah yang salah. Harusnya tidak aku terima dia jadi pacarku dari awal daripada harus menyakiti hatinya seperti ini. Padahal aku tahu, aku ini adalah pacar pertamanya. Dan aku benar-benar membuatnya kecewa.
"Hmm.. kita temenan aja ya "
Singkat dan jelas. Aku langsung pergi ninggalin dia. Dengan teganya aku berkata seperti itu tanpa wajah bersalah, tanpa kata maaf dan tanpa alasan. Aku bisa-bisanya mengatakan hal sekejam itu sehari setelah Valentine's Day. Aku rasa dia langsung membenciku. Wajar. Akulah yang salah. Harusnya tidak aku terima dia jadi pacarku dari awal daripada harus menyakiti hatinya seperti ini. Padahal aku tahu, aku ini adalah pacar pertamanya. Dan aku benar-benar membuatnya kecewa.
Masih di kelas X, aku dan dia tetap sekelas. Namun yang berbeda aku dan
dia seperti orang yang tidak saling mengenal. Kasarnya kita berdua
musuhan. Aku sedih tapi tak sedikit pun aku perlihatkan ke orang lain
termasuk sahabatku sendiri. Aku pura-pura tak peduli bahkan minta maaf
pun belum aku lakukan. Padahal sudah hampir akhir semester II, tapi
hubungan kita tidak beranjak untuk sekedar menjadi teman. Lupakan!
Bersambung...
Bersambung...
1 komentar:
Terima kasih sudah berbagi informasi menarik dan bermanfaatnya
Tetap semangat untuk share info yang lainnya!!!!
Posting Komentar