Dari pengalaman kami setiap mengisi
materi Kupas Tuntas Kamera DSLR (Canon maupun Nikon), banyak ditemui
peserta yang kebingungan memakai kamera DSLR miliknya. Padahal kamera
yang mereka pakai termasuk yang kelas menengah, fiturnya lengkap dan
tentu harganya juga mahal. Ternyata kamera yang lebih canggih malah
lebih sulit untuk dipahami, apalagi kalau baru pertama kali pakai DSLR.
Sebetulnya kamera DSLR itu ada juga yang dibuat untuk pemula, dengan
harga terjangkau. Tapi saat ini justru banyak anggapan ‘miring’ soal
kamera pemula, juga ada anggapan bahwa lebih baik sekalian beli kamera
yang canggih supaya tidak gonta-ganti lagi di masa mendatang. Betulkah?
Kali ini kami akan kupas mengapa tidak selalu anggapan negatif
tentang kamera DSLR pemula itu benar, bahkan sebaliknya, kamera DSLR
pemula lebih baik dipilih oleh anda yang baru akan membeli kamera DSLR
pertama. Kenapa?
1. Hasil foto sama bagusnya
Kamera DSLR pemula, memakai sensor yang sama ukurannya dengan kamera
yang kelasnya diatasnya. Contoh Nikon D3100 sensornya APS-C, lalu Nikon
D7000 juga APS-C. Secara teori hasil foto keduanya akan sama bagusnya,
tinggal bagaimana skill dan setting saat memotret yang akan membedakan
hasilnya. Beda seandainya sensor yang dipakai adalah sensor kecil (misal
Nikon 1, Pentax Q atau kamera compact) maka hasil fotonya kalah
dibanding sensor APS-C.
Jadi jangan merasa minder kalau saat acara hunting bareng, anda pakai
DSLR pemula lalu sebelah anda pakai kamera DSLR kelas menengah. It’s
man behind the gun guys..
2. Mudah dipahami
Kamera DSLR pemula dibuat dengan seksama oleh produsennya, untuk
mudah dipahami dan digunakan oleh orang yang sama sekali belum pernah
memakai kamera DSLR sebelumnya. Di Nikon pemula dijumpai Guide Mode yang akan membantu kita mendapatkan foto yang baik. Di Canon pemula ada Creative Auto,
yang memandu kita yang belum paham soal eksposur. Di Nikon pemula
bahkan banyak disajikan ilustrasi gambar hingga simulasi ukuran bukaan
lensa (aperture) sehingga mudah untuk memahami istilah fotografi yang
rumit. Bila setting yang kita pilih tidak pas, kamera memberi tahu
misalnya : Subject is too dark, use flash.
Kamera DSLR kelas menengah, ditujukan bagi yang sudah paham fotografi
dan setting kamera. Maka itu sering dijumpai kode-kode yang tanpa
penjelasan. Perlu waktu belajar lebih lama bagi pemula untuk memahami
kamera DSLR menengah.
3. Pemakaian yang simpel
Semakin canggih kamera, makin sedikit mode Auto yang ditawarkan. Di kamera pemula kita bisa memilih berbagai Scene mode yang simpel. Kamera canggih seperti D800 malah hanya ada pilihan mode P/A/S/M saja.
4. Harga terjangkau
Filosofinya begini : pemula belum pengalaman akan karakteristik tiap
merk kamera, saat membeli mereka hanya apa kata penjual, kata teman,
atau baca tulisan di internet. Saat dia beli kamera yang mahal, lalu
baru menyadari kalau dia tidak cocok dengan kamera itu, maka kerugiannya
(secara finansial) cukup besar. Dijual lagi pun harga sudah jatuh.
Kalau beli kamera DSLR pemula, harga yang dibayarkan cukup murah, mulai
dari 4 hingga 6 juta sudah termasuk lensa. Gunakan, pelajari dan
putuskan apakah kameranya ‘gue banget’ atau tidak. Kalau tidak, dijual lagi pun kerugiannya tidak terlalu besar kan..
5. Canggih juga kok
Jangan anggap remeh kamera pemula. Ambil satu contoh misalnya EOS
600D. Kamera ini sudah punya sensor 18 MP, 9 titik fokus, ISO hingga
12800, fitur video full HD dengan manual eksposur, pengaturan wireless flash lengkap, custom WB, bermacam Picture Style, bermacam art filter dan retouch image. Layar LCD-nya resolusi sangat tinggi, tajam dan jernih, plus sudah bisa dilipat, live view dengan informasi lengkap termasuk histogram dan face detection. Prosesor kamera DSLR pemula jaman sekarang sudah sangat kencang, mampu mengolah foto yang diambil hingga 4 foto per detik.
Kamera juga bisa membuat setiap foto yang diambil jadi lebih optimal dalam hitungan mili detik, seperti Lighting Optimizer (Canon) Active D-Lighting (Nikon) dan Periferal Illumination Correction
yang mengkoreksi cacat lensa otomatis. Di Canon bahkan ada fitur
tersembunyi untuk menjaga detil di bagian terang dengan mengakses custom
menu lalu masuk ke pengaturan Highlight tone priority.
Kesimpulan
Tidak ada yang melarang anda memilih kamera DSLR menengah. Saat anda
semakin mahir, kamera anda masih sanggup meladeni skill anda. Tapi
masa-masa terberat anda adalah saat beradaptasi dengan kamera anda.
Semakin canggih kameranya, waktu yang anda butuhkan untuk mengenal dan
memahami kamera anda akan semakin lama. Learning curve anda akan lebih terjal.
Kamera DSLR pemula, di sisi lain lebih mudah untuk dipelajari dan
digunakan. Hasil fotonya pun sama, dan dana lebih yang anda punya bisa
diinvestasikan untuk membeli lensa (fix, tele, wide) dan aksesori lain
(filter, flash, tripod). Okelah kamera pemula memang punya keterbatasan
(kecepatan, ketangguhan bodi, grip yang kecil, tombol sedikit) tapi
dengan mengenali keterbatasan kamera kita, kita bisa memutuskan apakah
mau kompromi atau mau upgrade. Kalau mau future proof, sekalian saja upgrade ke Nikon D600 atau Canon EOS 6D yang bakal jadi kamara idaman penghobi fotografi. Hehehe.. racun..
1 komentar:
bagus sekali infonya tentang memilih kamera untuk pemula, sangat bermanfaat gan.
Posting Komentar